PANGKALPINANG (BABEL) - Para tenaga kerja honorer PHL (Pegawai Harian Lepas) Covid 19 Rumah Sakit Infeksi dan Karantina Covid-19 di Lingkungan RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kini dapat bernafas lega. Pasalnya berbulan-bulan menunggu honorium/gaji tak kunjung diterima, namun akhirnya kini cair.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Direktur RSUD Dr (HC) Ir Soekarno Provinsi Bangka Belitung, dr Armayani Rusli Sp.B kepada jejaring media Pers Babel, Senin (12/7/2021) malam di Pangkalpinang.
Dikatakannya pencairan gaji tenaga kerja honorer PHL Covid 19 dilingkungan RSUD Dr Ir Soekarno Babel yang dipimpinnya saat ini telah dibayarkan termasuk keterlambatan beberapa bulan sebelumnya, bahkan selama enam bulan ke depan sudah disiapkan untuk dibayarkan.
"Sudah dibayarkan termasuk keterlambatan empat bulan sebelumnya dan untuk selama enam bulan sudah kita siapkan, hal ini sesuai dengan dengan kebijakan pemerintah Republik Indonesia. Dana ini dari Kementerian Kesehatan yang masuk ke APBD kita, " terang Armayani.
Sebelumnya, keterlambatan pembayaran honorium/gaji para tenaga kerja honorer PHL Covid 19 Rumah Sakit Infeksi dan Karantina Covid-19 di Lingkungan RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Babel sempat menjadi pergunjingan dikalangan sesama para tenaga kerja honorer PHL Covid 19 yang bertanya-tanya akan haknya yang tak kunjung dibayar oleh pihak manajemen Rumah Sakit Infeksi dan Karantina Covid-19 di Lingkungan RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno.
Padahal mereka sudah beberapa bulan terdaftar dan bekerja sebagai tenaga kerja honorer PHL Covid 19 Rumah Sakit Infeksi dan Karantina Covid-19 di Lingkungan RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Babel. Dan permasalahan honorarium para tenaga kerja/honorer PHL ini menguap ke publik Babel, bahkan sempat ada tudingan dari internal menyalahkan dr Armayani Rusli selaku Plt Direktur dan manajemen RSUD Dr HC Ir Soekarno Babel tidak becus mengurusnya.
Kepada jejaring media ini Pers Babel, Plt Direktur RSUD Dr HC Ir Soekarno Babel menampik tudingan dari internal maupun external jika keterlambatan pembayaran honorium/gaji para tenaga kerja honorer PHL Covid 19, lantaran pihak manajemen lambat untuk mengurus atau mengajukannya.
Diungkapkan olehnya bahwa anggaran untuk pembayaran honorium/gaji untuk para tenaga kerja honorer PHL Rumah Sakit Infeksi dan Karantina Covid-19 di Lingkungan RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno sudah ada dianggarkan oleh Kementerian Kesehatan melalui dana APBN, kemudian dana tersebut masuk ke APBD melalui proses yang bertahap.
" Semua itu tentunya melalui proses dan bertahapan, meskipun sudah lama diajukan bukan berarti kita menyalahkan manajemen rumah sakit tidak bekerja atau pemerintah provinsi, maka kedatangan saya ke pimpinan DPRD Babel beberapa hari yang lalu meminta dukungan agar didorong hak-hak para tenaga kerja berupa honorium mereka segera disetujui untuk dilakukan pembayaran, jadi tidak benar kalau saya tidak mengurusnya atau tidak peduli dengan anak buah saya, " ungkap dokter spesialis bedah ini kelahiran ranah Minang Sumatera Barat.
Ditegaskan kembali oleh Armayani keterlambatan beberapa bulan honorium/gaji para tenaga kerja honorer PHL di lingkungan RSUD Dr HC Ir Soekarno Babel sudah dibayar sekaligus, dan bahkan untuk beberapa bulan kedepan para tenaga kerja honorer PHL tiap bulannya akan dibayarkan.
" Gaji yang telat empat bulan kemarin hari ini (Senin-red) sudah dibayar melalui rekening bank masing-masing kurang lebih ada sebesar Rp 11 juta lebih, silakan wawancara para tenaga kerjanya, dan untuk bulan depan sampai Desember nanti nga perlu risau akan dibayarkan karena dana untuk itu sudah dianggarkan, " Kata dokter berkulit hitam manis yang mengenakan kaca mata.
Saat itu jejaring media ini, sempat menghubungi salah satu tenaga kerja honorer PHL Covid 19 RSUD Dr HC Ir Soekarno Babel yang diketahui oleh Pers Babel, untuk menanyakan soal honorium/gaji sudah dibayar/diterima atau belum oleh mereka.
" Alhamdulillah pak, tadi sore (Senin-red) gaji saya untuk 4 bulan kemarin sudah dibayar ditransfer semua ke rekening, dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pak direktur yang telah berjuang dan peduli kepada kami, " Jawab Jefri saat dihubungi Pers Babel, Senin (12/07/2021) malam.
Sementara itu untuk insentif khusus nakes (perawat dan dokter) di RSUD Dr (HC) Ir Soekarno Bangka Belitung rencananya akan dicairkan oleh pemerintah daerah dalam pekan ini, namun realisasinya secara bertahap, dan setiap kabupaten maupun kota besaran insentifnya berbeda.
"Jadi masalah ini sebenarnya bukanlah masalah di Bangka Belitung saja melainkan masalah ini pun masalah nasional, " jelas dokter yang sempat viral hingga membikin heboh jagat maya pada tahun 2015 lalu melalui tulisan yang diposting di laman akun Face Book (FB) miliknya mengkritik lembaga BPJS Merayakan Pesta Kembang Ketika Utang Capai Triliunan.
Persoalan keluhan para tenaga kerja honorer maupun tenaga nakes di rumah sakit dipimpinnya ini sesungguhnya telah ia upayakan semaksimal. Sebab dirinya pun mengaku tak tega melihat nasib para tenaga kerja honorer dan nakes yang merawat pasien Covid-19 berbulan-bulan tak menerima gaji dan insentif. (Rikky Fermana)